Monday, September 21, 2009

PENGARUH DOSIS EKSTRAK LAMTORO DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas. L)




PR
O
POSAL PENELTIAN
DOSEN PEMBIMBING UTAMA:
Ir. HENRIQUE MD. DA COSTA, M. Sc
OLEH
MIGUEL NUNES
04 01 01 036
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
(UNTL)
2009






BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Tanaman ubi jalar (Ipomea batatas L,) merupakan salah satu jenis tanaman merambat dan memiliki berbagai manfaat sebagai bahan pangan. Ubi jalar di duga berasal dari benua Amerika, dan di perkirakan menyebar ke seluruh dunia pada abad ke-16 (Rukmana, 1997). Selanjutnya Juanda et al., (2000) mengatakan bahwa ubi jalar (Ipomea batatas L) mulai menyebar keseluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropik dan pada abad ke-16 orang Spanyol yang menyebarkan ke kawasan Asia, terutama Filipina, Japang, dan Indonesia termasuk Timor Leste.
Ubi jalar dapat di olah menjadi berbagai macam produk seperti dibuat tepung, permen, snack dan gula fruktosa, sebagai bahan baku industri makanan dan minuman serta memiliki limbah yang berupa batang dan daun dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak dan juga pucuk-pucuk daun ubi muda yang masih segar dapat dimanfaatkan untuk keperluan sayur (Juanda et al., 2000).
Perkembangan produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2001 produksinya mencapai 9,7 ton/ha, (Sarwono, 2005). Sementara produksi ubi jalar di Timor Leste yang diusahakan oleh petani lokal sangat rendah. Berdasarkan data statistik nasional Ministerio Agrikultura Floresta e Pescas (MAFP) menunjukkan bahwa produksi rata-rata ubi jalar varietas lokal di Timor Leste baru mencapai 2,4 ton/ha. Dari data tersebut menunjukkan bahwa produksi ubi jalar di Timor Leste masih sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Indonesia. Hal ini terjadi karena teknik pembudidayaan terutama pengaturan jarak tanam dan pemberian pupuk organik (ekstrak daun lamtoro) kurang intensif dan kebanyakan petani masih menerapkan sistem pertanian yang tergantung pada kondisi kesuburan alamiah dalam peningkatan produksi ubi jalar. Maka salah satu masalah yang dihadapi petani Timor Leste adalah teknik pembudidayaan tanaman ubi jalar, salah satunya adalah pengaturan jarak tanam dan pemberian pupuk organik (Dosis Ekstrak Lamtoro) yang belum tepat. Oleh karena itu perlu di lakukan penelitian lapangan tentang pengaruh dosis ekstrak lamtoro dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil ubi jalar.
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahui secara jelas pengaruh jarak tanam yang baik dan dosis ekstrak lamtoro terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar di Timor Leste.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan dosis ekstrak lamtoro terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar
2. Untuk mengetahui jarak tanam dan dosis ekstrak lamtoro yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan informasi bagi petani dalam memperbaiki budidaya tanaman ubi jalar dengan menggunakan jarak tanam dan pemberian dosis ekstrak lamtoro yang sesuai agar memberikan hasil tanaman ubi jalar tertinggi.
2. Dapat menjadi sumber informasi ilmiah bagi perguruan tinggi khususnya Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Nacional Timor Loro Sa’e.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani dan Morfologi, dan Syarat Tumbuh
2.1.1. Botani
Menurut Sriwidodo (1987), bahwa sistematika tanaman ubi jalar adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermamatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Conovolvulales
Famili : Conovolvulaceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea batatas L.
Tanaman ubi jalar yang tergolong dalam famili convolvulaceae yang terdiri atas 400 spesies (Sriwidodo, 1987).

2.1.2. Morfologi
Ubi jalar berbatang lunak, tidak berkayu, berbentuk bulat dan teras bagian tengah bergabus. Batang ubi jalar beruas-ruas dan panjang ruas antara 1-3 cm. Setiap ruas ditumbuhi daun, akar dan tunas. Diameter batang ubi jalar juga bervariasi, tergantung pada varietasnya, ada yang berukuran besar, sedang dan kecil. Varietas ubi jalar merambat umumnya memiliki diameter batang kecil ( Juanda et al., 2000).
Perakaran ubi jalar dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu penyerap hara dari dalam tanah yang disebut akar penyimpanan energi hasil fotosintesis disebut ubi. Kedalaman akar maksimal 45 cm dan arahnya tidak lebih dari 30 derajat dari permukaan tanah. Pertumbuhan selanjutnya sangat di pengaruhi oleh ketersediaan air didalam tanah. Apabila air tidak tersedia di lapisan olah, panjangnya untuk mendapatkan air, sampai pada kedalaman ± 240 cm (Rukmana, 1997).
Daun ubi jalar dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bulat, lonjong dan runcing. Sedangkan tipe daun bervariasi yakni rata, berlekuk dangkal dan menjari. Ukuran luas daun berkorelasi positif dengan batang, yaitu pada varietas yang berbatang besar biasanya berdaun lebar dan varietas yang berbatang kecil berdaun sempit. Warna daun hijau, daun tua sampai hijau kuning. Warna tangkai daun dan tulang daun bervariasi antara hijau sampai ungu sesuai dengan warna batangnya (Wargiono, 1989).
Selanjutnya Rukmana (1997) mengatakan bahwa bentuk ubi biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Bentuk ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200 g - 250 g per ubi. Kulit berwarna putih, kuning, ungu atau kemerah-merahan, tergantung jenis atau varietasnya. Struktur kulit ubi bervariasi antara tipis sampai dengan tebal dan biasanya bergetah.

2.1.3. Syarat Tumbuh
Ubi jalar termasuk tanaman semusim. Tanaman ini cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 500-1000 dpl, tapi dibawah 500 dan diatas 1000 dpl ubi jalar masih dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya terendah, dan suhu 21-27 0 C serta mendapatkan sinar matahari 11-12 jam per hari (Rukmana, 1997). Kelembaban udara (RH) 50%-60% dengan curah hujan 750 mm-1.500 mm/tahun (Anonim, 2003). Selanjutnya Juanda et al., (2000) mengatakan bahwa ubi jalar masih toleran pada temperature 16 0C dan temperature maksimun 40 0 C, tetapi hasilnya kurang baik.
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman ubi jalar meliputi temperature dan kelembaban udara, curah hujan, penyinaran matahari, keadaan angin dan keaadaan tanah, letak geografi, topografi tanah dan sifat tanah (Juada et al., 2000). Selanjutnya ubi jalar ideal ditanam ditanah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik dengan pH 5,5-75 (Rukmana, 1997).
Cahaya matahari merupakan sumber energi untuk proses asimilasi. Penyinaran cahaya matahari berpengaruh secara langsung terhadap pembentukan organ-organ vegetatif tanaman, misalnya bunga, buah, biji dan umbi (Juanda et al., 2000).

2.2. Pengaruh Dosis Ekstrak Lamtoro
Ekstrak daun lamtoro memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan. Hal ini ekstrak lamtoro sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan ubi jalar jika dilihat dari segi produksi (Saerodjotanoso 1983 cit Labatar., et al., 2006). Selanjutnya menurut Sutanto (2002) bahwa penggunaan pupuk hijau , pupuk hayati, penyiapan kompos, ekstrak daun yang diperkaya, diharapkan mampu memperbaiki kesehatan tanah, sehingga produksi tanaman meningkat, aman dan menyehatkan manusia yang mengkonsumsi.
Saerodjotanoso 1983 cit Labatar., et al., 2006 bahwa salah satu sarana produksi pertanian yang terbuat dengan bahan-bahan organik yang sifatnya ramah lingkungan dan menghasilkan produk pertanian sehat adalah ekstrak daun lamtoro, sebab daun lamtoro mengandung 3,84 % N, 0,20% P, 0,206% K, 1,31% Ca, 0,33% Mg. Selanjutnya menurut Musnamar (2007) bahwa pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami serta merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah.
Menurut Wibawa (1992) bahwa pupuk organik berupa daun lamtoro akan meningkatkan kesuburan tanah dan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam memperoleh berbagai macam unsur hara. Hal ini di pertegaskan oleh Isroi (2008) bahwa pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah air peternakan, fermentasi tumbuh-tumbuhan yang memiliki kandungan hara yang lengkap bahkan di dalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain.
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan, umumnya pupuk organik mengandung unsur hara N, P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik mencegah terjadinya erosi tanah, pupuk organik mencegah terjadi erosi, pengerakan permukaan tanah. Nitrogen dan unsur hara yang lain di lepaskan oleh bahan organik secara perlahan-lahan melalui proses mineralisasi (Alinudin, 2005). Pada umumnya nilai pupuk yang dikandung pupuk organik terutama unsur makro nitrogen (N), Fosfor (P) dan kalium (k) rendah, tetapi pupuk organik juga mengandung unsur mikro esessial yang lain. Unsur – Unsur yang terdapat pada pupuk cair (Ekstrak Daun Lamtoro) meliputi N, K, H2O, Cl , serta mengandung bahan organik lain seperti Nitrogen 2,0-4,3%, Fosfor 0,2-0,4%, Kalium 1,3-4,0%. Unsur hara makro dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak terdiri atas C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S. Sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit, terdiri atas Fe, Mn, B,Cu, Zn, Cl, dan Co. (Alinudin, 2005). Penggunaan dosis ekstrak lamtoro 350 cc/liter air dengan menghasilkan hasil tertinggi 17,10 ton/ha dan 300 cc/liter air menghasilkan hasil optimal 17,4 ton/ha dan 250 cc/liter air menghasilkan hasil minimum 11,56 ton/ha sedangkan tanpa pemberian dosis ekstrak lamtoro menghasilkan hasil terendah 5,43 ton/ha (Saerodjotanoso 1983 cit Labatar., et al., 2006). Berpedoman dari hal tersebut diatas, maka diperlukan kajian tentang pengaruh dosis ekstrak lamtoro pada tanaman ubi jalar (Saerodjotanoso 1983 cit Labatar., et al., 2006).

2.3. Pengaruh Jarak Tanam
Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan pembentukan umbi. jarak tanam harus sesuai dengan lebar tajuk (kanopi) ubi jalar agar daun tanaman tidak saling menutupi, sehingga matahari dapat menyinari seeluruh bagian tanaman secara penuh (Juanda et al., 2000).
Jarak tanam yang terlalu rapat dapat menyebabkan ubi jalar mudah terserang oleh hama dan penyakit cendawan karena kondisi iklim mikro disekitar tanaman menjadi lembab. Jarak tanam yang rapat juga dapat menyebabkan tanaman tumbuh kurus dan kurang produktif (Rukmana, 1997).
Jarak tanam erat hubungannya dengan persaingan dalam memperoleh unsur hara, cahaya matahari, dan air. Jarak tanam yang rapat terjadi peningkatan populasi tanaman yang menyebabkan kompetisi antar tanaman lebih besar, sehingga kwalitas umbi menurun. Jarak tanam yang lebar kompetisi antar tanaman kecil, sehingga ada keseimbangan pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya matahari yang menyebabkan kualitas umbi lebih baik (Sugito, 1999). Hal ini sejalan dengan pendapat Basri (1992), menyatakan bahwa jarak tanam yang renggang akan memberikan peluang masuknya intensitas cahaya matahari langsung mengenai petak percobaan yang akan meningkat evapotranspirasi.
Menurut Juanda et al., (2000) bahwa jarak tanam untuk ubi jalar yang ideal adalah 100 cm (antar barisan) x 25 cm (antar tanaman) atau 75 cm x 30 cm, dan juga jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 cm x 30 cm atau 100 cm x 25 cm dengan patokan guludan sama dengan barisan tanaman jarak tanam 75 cm x 30 cm per ha kebutuhan benih 35.555 setek sedangkan jarak tanam 100 cm x 25 cm per ha 32.000 setek (Anonim, 2003). Jarak tanam mempengaruhi hasil tanaman, adanya pengaruh jumlah tanaman yang ditanam, pemanfaatan cahaya yang efisiensi dan persaingan antara tanaman dalam penggunaan unsur hara dan cahaya matahari dapat ditekan (Rukmana, 1997). Hal ini dipertegaskan oleh Hardjadi (1996) jarak tanam dapat mempengaruhi hasil ubi jalar. Ubi jalar yang ditanam dengan jarak tanam terlalu rapat hasilnya akan menurun, demikian pula jarak tanam yang renggang. Selanjutnya dikatakan bahwa jarak tanam yang rapat akan membutuhkan populasi tanaman yang tinggi. Sebaliknya jarak tanam yang renggang akan membutuhkan populasi yang sedikit. Penggunaan jarak tanam 100 cm x 25 cm memberikan hasil yang tertinggi yakni 12,93 ton/ha dan menggunakan jarak tanam 75 cm x 30 cm memberikan hasil yang optimal yakni 8,23 ton/ha serta menggunakan jarak tanam 75 cm x 25 cm memberikan yang terendah yakni 5,81 ton/ha (Juanda et al., 2000).

2.4. Landasan Teori
Salah satu alternatif yang ditempuh dalam peningkatan hasil tanaman ubi jalar dengan menerapkan salah satu sarana produksi yang terbuat dari bahan-bahan organik yang sifatnya ramah lingkungan dan menghasilkan produk yang sehat adalah ekstrak daun lamtoro. Kandungan ekstrak daun lamtoro menyebabkan pertumbuhan tanaman tumbuh lebih optimal, karena peranan pupuk hijau seperti ekstrak daun lamtoro dapat memperbaiki struktur kimia tanah, mengemburkan lapisan tanah yang keras, meningkatkan kandungan N dan pertukaran kation, sehingga tanaman dapat memperoleh unsur hara, dimana dengan pemberian pupuk organik berjenis daun lamtoro akan diperoleh produksi sebanyak 17,10 ton/ha dengan dosis 350 cc/liter air, dan produksi sebanyak 17,4 ton/ha dengan dosis 300 cc/liter air serta produksi 11,56 ton/ha dengan dosis 250 cc/liter air . Dengan tanpa pemberian pupuk hasilnya sebanyak 5,43 ton/ha.
Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu teknik budidaya untuk meningkatkan produksi tanaman ubi jalar. Jarak tanam dapat disesuaikan dengan lebar tajuk ubi jalar agar daun tidak saling menutupi, sehingga semua tanaman mendapat matahari secara penuh karena cahaya merupakan salah satunya faktor dalam proses fotosintesis pada tanaman. Penggunaan jarak tanam 100 cm x 25 cm dapat memberikan hasil yang tertinggi yakni 12,93 ton/ha, dan jarak tanam 75 cm x 30 cm dapat memberikan hasil yang optimal yakni 8,23 ton/ha jika dibandingkan penggunaan jarak tanam 75 cm x 25 cm dapat memberikan hasil yang terendah yakni 5,81
ton/ha.

2.5. Hipotesis
1. Di duga bahwa tanpa pemberian dosis ekstrak lamtoro dengan menggunakan jarak tanam 75 x 25 cm akan memberikan hasil terendah
2. Di duga dengan pemberian dosis ekstrak lamtoro 350 cc/liter air dan jarak tanam 75 x 30 cm akan memberikan hasil optimun
3. Di duga dengan pemberian dosis ekstrak lamtoro 300 cc/liter air dan jarak tanam 100 x 25 cm akan memberikan hasil maksimun



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Januari 2010, di Suco Comoro, Sub Distrito Dom Aleixo Aldeia Beto Tasi Distrito Dili dengan ketinggian tempat ± 20 dpl.
3.2. Bahan dan Alat
3.2.1. Bahan :
Benih/setek ubi jalar, daun lamtoro, air dan fungisida
3.2.2. Alat : Parang, cangkul, linggis, Rol meter, Tali rafia, timbangan, jangka sorong, mister, ember, jergen, drum, gembor dan alat tulis menulis.
3.3. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Split Plot (RAK Split Plot Design) 3 x 3 yang diulang dalam tiga blok. Faktor utama adalah Dosis ekstrak lamtoro (D) yang terdiri dari 4 aras atau level yaitu:
D0 = Tanpa Dosis Ekstrak Lamtoro
D1 = Dosis Ekstrak Lamtoro 250 cc/liter air
D2 = Dosis Ekstrak Lamtoro 300 cc/liter air
D3 = Dosis Ekstrak Lamtoro 350 cc/liter air
Anak petak adalah : Jarak Tanam (J) yang terdiri dari 3 aras atau level yaitu :
J1 = Jarak Tanam 75 x 25 cm
J2 = Jarak Tanam 75 x 30 cm
J3 = Jarak Tanam 100 x 25 cm
Dengan kombinasi perlakuan sebagaimana tercantum pada tabel 1 kombinasi perlakuan.
Tabel 1 kombinasi perlakuan
D /J J1 J2 J3
D0 D0J1 D0J2 D0J3
D1 D1J1 D1J2 D1J3
D2 D2J1 D2J2 D2J3
D3 D3J1 D3J2 D3J3

Keterangan
D0L1 : Tanpa dosis ekstrak lamtoro dengan jarak tanam 75 x 25 cm
D1J1 : Dosis ekstrak lamtoro 250 cc/liter air dengan jarak tanam 75 x 25 cm
D2J1 : Dosis ekstrak lamtoro 300 cc/liter air dengan jarak tanam 75 x 25 cm
D3J1 : Dosis ekstrak lamtoro 350 cc/liter air dengan jarak tanam 75 x 25 cm
D0J2 : Tanpa dosis ekstrak lamtoro dengan jarak tanam 75 x 30 cm
D1J2 : Dosis ekstrak lamtoro 250 cc/liter air dengan jarak tanam 75 x 30 cm
D2J2 : Dosis ekstrak lamtoro 300 cc/liter air dengan jarak tanam 75 x 30 cm
D3J2 : Dosis ekstrak lamtoro 350 cc/liter air dengan jarak tanam 75 x 30 cm
D0J3 : Tanpa dosis ekstrak lamtoro dengan jarak tanam 100 x 25 cm
D1J3 : Dosis ekstrak lamtoro 250 cc/liter air dengan jarak tanam 100 x 25 cm
D2J3 : Dosis ekstrak lamtoro 300 cc/liter air dengan jarak tanam 100 x 25 cm
D3J3 : Dosis ekstrak lamtoro 350 cc/liter air dengan jarak tanam 100 x 25 cm

3.3.1. Pelaksanaan Penelitian
3.3.2. Persiapan Bibit
Bibit ubi jalar diperoleh dari Seed of Life (Sols) Ministerio Agrikultura e Pescas. Caranya bibit diambil dan disimpan di tempat teduh selama 1-7 hari. Tujuannya untuk masa dormansi (masa istirahat).
3.3.3. Persiapan Lahan
Sebelum dilakukan penanaman di lapangan terlebih dahulu dilakukan suatu survey lokasi dengan maksud untuk mengetahui keadaan topografi tanah berdasarkan kesuburan tanah untuk membudidayakan tanaman tersebut. Sebelum dilakukan pengolahan pertama-tama dilakukan pembersihan gulma, pembabatan, bersihkan sisa ranting tanaman dan batu-batuan di lahan penelitian, selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan cara mengcangkul tanah dan menghancurkan bongkahan tanah, kemudian membersihkan sisa-sisa akar tanaman liar dan batu-batuan serta pembentukan bedengan. Luas lahan yang akan digunakan adalah seluas 460 m2 dengan ukuran 46 m x 10 m; ukuran bedengan 3 x 2 m, jarak antar petak 0,5 m dan jarak antar blok 1 m.
3.3.4. Penanaman
Penanaman bibit setek ubi jalar perlu diperhatikan dengan baik karena sangat berpengaruh terhadap jumlah umbi yang dihasilkan, keragaman umbi, dan bentuk umbi. Penanaman dilakukan dengan cara miring. Penanamannya sesuai dengan perlakuan jarak tanam yang ada.
3.3.5. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam pembudidayaan suatu tanaman. Dalam hal ini apabila kegiatan ini tidak dilakukan akan mempengaruhi hasil produksi yang diharapkan. Kegiatan ini meliputi : Pemupukan, penyiraman, pendangiran, pemberantasan hama dan penyakit.
3.3.5.1. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menambah unsur hara dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu tanaman, bila tanah tersebut mengalami kekurangan akan bahan-bahan organik yang ada didalam tanah. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan perlakuan yang ada. Cara pemberian adalah penyemprotan lewat daun atau stomata.
3.3.5.2. Penyiraman
Penyiraman adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga tidak terjadinya kekeringan pada tanaman, oleh sebab itu kegiatan penyiraman sangat penting dilakukan dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. kegiatan penyiraman dilakukan 2 kali sekali yaitu pagi dan sore hari.
3.3.5.3. Penyiangan
Kegiatan penyiangan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menyingkirkan berbagai macam tanaman liar (gulma) dengan maksud tidak terjadinya persaingan unsur hara antara tanaman yang dibudidayakan. Kegiatan penyiangan dilakukan sesuai dengan perkembangan di lapangan.
3.3.5.4. Penyulaman
Penyulaman merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam prosees pemeliharaan tanaman. Kegiatan dilakukan dengan maksud untuk menggantikan setek yang tidak tubuh dengan setek yang sehat dan mempunyai umur yang sama dengan setek yang tidak tumbuh.
3.3.5.5. Pendangiran
Pendangiran atau pembumbunan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengemburkan tanah disekitar akar tanaman agar akar tanaman dapat bergerak bebas dalam pengambilan unsur hara. Kegiatan pendangiran dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu tanaman berumur 4 MST dan 9 MST.
3.3.5.6. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Kegiatan pemeliharaan dalam pemberantasan hama dan penyakit sangat penting diperhatikan. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap hasil produksi yang diharapkan. Dengan demikian kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan baik untuk mencegah supaya tidak terjadinya penyerangan hama penyakit terhadap tanaman yang terserang oleh hama dan penyakit. Kegiatan pemberantasan disesuai dengan perkembangan di lapangan.
3.3.5.7. Pemanenan
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua (matang morfologis). Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan. Keterlambatan panen akan memberikan pengaruh pada kenaikan hasil ubi (Rukmana, 1997).

4.1. Variabel Pengamatan
4.1.1. Variabel Lingkungan
4.1.2. Suhu Tanah ( 0 C )
Pengukuran suhu tanah dapat dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir penelitian. Caranya membenamkan thermometer air raksa kedalam tanah dengan kedalaman 15 cm, selama 5 menit pada masing-masing petak dengan tiga titik untuk setiap petak. Pengukuran suhu tanah dilakukan pada pagi, siang dan sore hari.
4.1.3. Kadar Lengas Tanah (%)
Pengukuran kadar lengas tanah dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir penelitiian. Caranya adalah dengan melakukan pengambilan contoh tanah yang dilakukan secara komposit dalam tiga titik dengan menggunakan pipa paralon yang disiapkan, dan ditancapkan kedalam tanah 15 cm. Sampel tersebut dibawa ke laboratarium untuk dianalisis kadar lengas tanah. Pengukuran kadar lengas tanah dilakukan dengan metode granmetri, dimana menimbang cawan ( BC ), kemudian memasukkan tanah kedalam cawan, lalu timbang tanah guna mengetahui berat basah tanah ( BB ) dan setelah itu dioven dengan suhu 105 0 C selama 48 jam. Setelah dioven dikeluarkan dan didinginkan dalam eksquator selama 15 menit. kemudian menimbang untuk mengetahui berat kering tanah ( BK ). Untuk mengetahui kadar lengas tanah menggunakan rumus sebagai berikut :

KL= (BB-BK) x100%
----------
BB
Keterangan:
KL = Kadar lengas tanah (gr)
BB= Berat basah tanah (gr)
BK = Berat kering tanah (gr)
4.1.4. pH Tanah
Pengukuran pH tanah dapat dilakukan bersamaan dengan kadar lengas tanah. Untuk mengetahui pH tanah menggunakan indicator, caranya ambil tanah lalu diletakan diatas papan kecil setelah itu tumpahkan kapur lalu ditetesi dengan indicator dan diaduk hingga warnanya muncul, kemudian ambil kertas warna (kertas pH) dan dibandingkan warna tanah cocok dengan warna kertas (kertas pH) yang ada.

4.2. Variabel Pertumbuhan
4.2.1. Panjang Tanaman (cm)
Pengukuran panjang tanaman dilakukan pada saat berumur 3 MST terhadap tanaman sampel. Pengukurannya dengan menggunakan meteran 5 m, caranya meletakan meteran pada pangkal batang dan ditarik ke titik tumbuh yang terpanjang. Pengukuran selanjutnya dilakukan 3 (tiga) minggu sekali hingga 12 MST.
4.2.2. Diameter Batang (mm)
Pengukuran diameter batang dilakukan bersamaan dengan panjang tanaman. Caranya meletakan jangka sorong pada pangkal batang tanaman ubi jalar pada jarak 5 cm diatas permukaan tanah. Pengukuran dilakukan pada saat umur tanaman 3 MST. Pengukuran selanjutnya dilakukan 3 (tiga) minggu sekali hingga 12 MST.
4.2.3. Jumlah Daun (Helaian)
Jumlah daun dapat dihitung pada saat tanaman berumur tiga minggu setelah tanam dengan interval pengukuran tiga minggu setelah tanaman sampai tanaman berumur 12 minggu setelah tanam. Caranya menghitung semua daun yang ada pada tanaman sampel dengan kreteria daun yang hijau dan tidak diserang hama dan penyakit atau sudah kering.
4.2.4. Jumlah Cabang.
Jumlah cabang dilakukan bersamaan dengan jumlah daun. Caranya menghitung cabang yang muncul pada batang induk. Pengamatan dilakukan pada saat umur tanaman 3 MST. Pengukuran selanjutnya dilakukan 3 (tiga) minggu sekali hingga 12 MST.
4.3.5. Luas Daun (cm2).
Pengukuran luas daun dilakukan pada saat tanaman ubi jalar mencapai pertumbuhan vegetatif maksimun, dengan menggunakan metode gravimeter, menimbang berat segar langsung. Caranya mengambil semua daun pada dua tanaman korban, selanjutnya ditimbang berat seluruh daun untuk mendapatkan berat total daun ( BTD ), kemudian membuat pola daun untuk mendapatkan ukuran pola daun (UPD ), setelah itu semua pola daun tersebut ditimbang untuk mendapatkan berat pola daun (BPD). Untuk mengetahui luas daun menggunakan rumus sebagai berikut:
LD=BPD x UPD x JD
-------------
BTD
Keterangan:
LD : Luas Daun (cm3)
BTD : Berat Total Daun (gr)
BPD : Berat Pola Daun (gr)
JD : Jumlah Daun (Helaian)
UPD : Ukuran Pola Daun (cm)

4.3. Variabel Hasil
4.3.1. Jumlah Umbi Per Tanaman
Pengamatan jumlah umbi dilakukan setelah panen. Caranya menghitung semua ubi pada tanaman sampel setiap petak percobaan.
4.3.2. Panjang Per Umbi (cm)
Pengukuran panjang umbi, dilakukan setelah panen. Caranya meletakkan penggaris pada pangkalnya sampai ujung umbi, dilakukan terhadap semua umbi pada tanaman dari setiap petak percobaan.
4.3.3. Berat Per Umbi (gr)
Pengukuran berat umbi dilakukan setelah panen. Caranya menimbang setiap umbi yang ada pada tanaman sampel dari setiap petak. Pengukuran dengan menggunakan timbangan duduk.
4.3.4. Diameter Per Umbi (mm)
Pengukuran diameter per umbi dilakukan setelah panen. Caranya mengukur diameter semua umbi per tanaman dari setiap petak percobaan. Pengukuran dilakukan pada bagian pangkal, tengah dan ujung umbi.
4.3.5. Diameter Umbi Per Tanaman (mm)
Pengukuran umbi per tanaman dapat dilakukan setelah panen. Caranya mengukur diameter semua umbi per tanaman dari setiap petak percobaan.
4.3.6. Berat Umbi Per Tanaman (kg)
Pengukuran berat umbi per tanaman dapat dilakukan setelah panen. Caranya menimbang setiap umbi yang ada pada tanaman sampel dari setiap petak. Pengukuran dengan menggunakan timbangan duduk.
4.3.7. Jumlah Umbi Per Petak
Pengamatan jumlah umbi dapat dilakukan setelah panen. Caranya menghitung semua umbi pada setiap petak percobaan, termasuk tanaman sampel.
4.3.8. Berat Umbi Per Petak (ton/ha)
Pengukuran berat umbi per petak dapat dilakukan setelah panen. Caranya menimbang setiap umbi yang ada pada tanaman sampel dari setiap petak. Pengukuran dengan menggunakan timbangan duduk.
4.3.9. Indeks Panen (%)
Perhitungan indeks panen dapat dilakukan setelah panen. Caranya menimbang berat berangkasan untuk mendapat berat biologi ( BB ) atau berat non ekonomi (BNE) dan kemudian menimbang berat ekonomi ( BE ). Sedangkan untuk mengetahui indeks panen menggunakan rumus :
IP = BE x 100%
---- --------
BE +BNE
Keterangan:
IP = Indeks Panen
BE = Berat Ekonomi
BNE = Berat Non Ekonomi
4.3.10. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Anova) pada tingkat signifikan 5 % untuk mengetahui ada tidaknya beda nyata anatara rata-rata perlakuan, yang beda nyata akan di uji dengan (BNT) 5 %.

DAFTAR PUSTAKA
Agro Inovasi, Pupuk HPS (Harapan Petani Sejahtera) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian IAARD. Online. Sumber: situs web Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jakarta
Archive For January, 2009, Pupuk Organik Merk SMS Agrobost, Posted by agrot3k.
Adi Nugroho, dkk, 1989, Pupuk Akar, Tim Redaksi Trubus, Jakarta
Basri, H. J. 1992, Dasar-Dasar Agronomi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Ben Subur,2009, Pupuk Organik Cair, http://www.bensubur.blogspot.com/
Dede Juanda Js, dan Bambang Cahyono, 2000, Ubi Jalar Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Kanisius, Yogyakarta.
Didi A. Suriaadikarta, dkk, 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pupuk Kompos, 1987, Departamen Pertanian, Balai Informasi Pertanian Timur-Timur
Effi Ismawati Musnamar, 2007, Pupuk Organik Cair Dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Jurnal Agrisistem, Desember 2006,Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi, Editor Robert Labatar cit al Saerodjotanoso, 1983).
http://isroi.wordpress.com/2008/02/26/pupuk -organik-an pupuk-kimia
htpp://balitpa.litbang.deptan.go.id. Pupuk Organik Cair
http//mitranusantara.blogspot.com Pupuk Organik Super Natural Nutrition.
http//abgorganik.wordpress.com ABG Pupuk Organik dan Nutrisi
Penggunaan Pupuk Organik Menghemat Biaya, 2006, Sinar Tani edisi 5. http://www.google.co.id/
Sugito S, 1999, Ekologi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.
Rahmat Rukama, 1997, Ubi Jalar Budi Daya Pasca Panen, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Serie Informasaun Agrikultura Fehuk Midar (Ipomea batatas. L) MAP- Timor Leste
Racham Sutanto, 2002, Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan dan Pengembangannya, Kanisius. Yogyakarta.
Rudy Purwanto, S.si, 2008, Lingkungan Hidup, http://www.kabarindonesia,com/
Sriwidodo, 1997. Evaluasi Daya Hasil Klon-Klon Harapan Ubi Jalar. Padi Penelitian Tanaman Pangan Maros. Agrikan Buletin. Vol.2No.3.1987
.http://www.alialampersada.blogspot.com/ dan Facebook Alinudin Hukubun, No Rek 000501033107500 BRI Cabang Asia Afrika, E-mail: alinudin@yahoo.com
Wargiono, J., 1988. Ubi Jalar dan Bercocok Tanam, Buletin Teknik No.5LP3 Bogor.



LAMPIRAN 2 : LETAK TANAMAN SAMPEL PADA PETAK

X X X X X X X X
X @ X @ # X @ X
X X @ X @ # X X
X X X X X X X X
Ket :
Jarak Tanam : 75 x 25 cm
Jumlah Populasi Tanaman : 32 Tanaman
Jumlah Sampel Tanaman : 5 Tanaman
Jumlah Tanaman Korban : 2 Tanaman

X X X X X X X
X X @ X X @ X
X @ X @ # X X
X # X X @ X X
Ket :
Jarak Tanam : 75 x 30 cm
Jumlah Populasi Tanaman : 28 Tanaman
Jumlah Sampel Tanaman : 5 Tanaman
Jumlah Tanaman Korban : 2 Tanaman

X X X X X @ X X
X # @ X X X @ X
X @ X X @ X X #
Ket :
Jarak Tanam : 100 x 25 cm
Jumlah Populasi Tanaman : 24 Tanaman
Jumlah Sampel Tanaman : 5 Tanaman
Jumlah Tanaman Korban : 2 Tanaman

Thursday, December 11, 2008

ORGANEL SEL TUMBUHAN



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang.
Di dunia ini dipenuhi oleh organisme makhluk hidup baik organisme uniseluler maupun multiseluler. Semua organisme tersebut melakukan aktivitas hidupnya sehari-hari dengan tujuan untuk melangsungkan aktivitas hidupnya agar tidak punah atau mati. Namun tak sadar bahwa semua aktivitas itu dapat berjalan karena atau akibat fungsi apa yang dinamakan dengan sel. Sel merupakan satuan struktural dan satuan fungsional suatu makhluk hidup atau juga dapat dikatakan bahwa sel adalah sumber dari segala kehidupan.
Sejak ditemukannya mikroskop sederhana oleh Antonio Van Lauwen Hock sejak abad ke-17 barulah banyak para ahli mulai memusatkan perhatiannya pada sel. Pada tahun 1665, Robert Hooke menyatakan bahwa tampaknya ada petak-petak atau bintik-bintik kecil seperti sarang lebah. Petak-petak tersebut selanjutnya disebut sel. Jadi istilah sel pertama kali diperkenalkan oleh Robert Hooke.
Setelah penemuan Robert Hooke,beberapa ahli yang hidup setelah zamannya melakukan penyelidikan terhadap sel. Sehingga muncullah teori-teori tentang sel oleh para ahli tersebut. Matthias Schleiden (1804-1881) dan Theodor Schwann (1810-1882) menyatakan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup. Ia menyatakan pengamatan berulang kali terhadap sel pada jaringan tumbuhan dan jaringan hewan dengan mikroskop, kemudian menyatakan bahwa semua makhluk hidup disusun atas sel. Selanjutnya max Schullze (1825-1874) dan Thomas H. Huxley (1825-1895) menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan. Sehingga ia menyatakan bahwa sel merupakan satuan fungsional makhluk hidup. Selanjutnya Rudolfh Virchow (1958) menyatakan bahwa sel merupakan satuan reproduksi makhluk hidup. Karena terjadinya pembelahan dari sel-sel yang sudah ada sebelumnya atau omnis cellula-cellula. Selanjutnya ada juga teori yang menyatakan bahwa sel merupakan satuan hereditas mahkluk hidup. Teori ini lahir setelah hidup diketahui bahwa susunan kromosan dalam sel mahkluk hidup selalu sama juga pada keturunannya.

Setelah ditemukan mikroskop electron barulah bagian 24 sel yang sangat kecil sekalipun dapat diselidiki. Secara umum sel terdiri atas membran plasma sintoplasma, nucleus dan organel-organel yang masih 24 mempunyai fungsi khusus dan secara bersama-sama membentuk sistem yang kompak. Membrane plasma merupakan selaput halus yang melingbungi setiap sel. Biasanya disebut juga membrane sel. Sitoplasma merupakan protoplasma yang terdapat diluar nucleus atau mahkluk hidup sel. Didalam sitoplasma terkandung 24 sel yang mempunyai struktur dan fungsi tertentu sehingga membentuk suatu system yang kompak organel 24 tersebut tidak lain adalah Retikulum endoplasma, Ribosom, badan mikro, kompleks, golgi, lisosom, mitokondria, kloroplas, mikrotubulus, mikro filament, vakuola dan sintrosom yang merupakan masalah penting yang akan di bahas dalam penyusunan dalam makalah ini.

Tujuan penyusunan makalah :
untuk mengetahui bentuk –bentuk atau bagian 24 dari organel sel
untuk mengetahui fungsi dari organel-organel tersebut.

Kegunaan penyusunan makalah
sebagai suatu syarat untuk memperoteh nilai tugas individu pada mata kuliah biologi umum.
sebagai suatu wawasan untuk daya pikir penyusun sendiri
sebagai imformasi bagi pembaca.

Perumusan masalah
Dalam penyusunan makalah ini penyusum mengagkat suatu masalah penting yang perlu dibahas dalam makalah ini. Masalah tersebut tidak lain adalah “ Apa sajakah bagian dari organel-organel sel serta fungsi dari organel-organel tersebut” ?

Ruang lingkup
Dengan keterbatasan waktu, Biaya, Buku referensi serta kemanpuan yang di miliki, oleh isi dari makalah ini hanya menbahas mengenai organel-organel sel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.

Organel-organel sel merupakan bagian-bagian dari sel yang melakukan suatu fungsi tersendiri dapat bekerja sama dalam suatu sistem kompak/dalam suatu sistem kehidupan.
Menurut Taryono TS,dkk menyatakan didalam Sitoplasma terkandung sitosol berupa koloid dan organel-organel sel. Organel-organel sel tersebut diantaranya, Retikulum endoplasma, Ribosom, kompleks golgi, Badan mikro, lisosom, mitokondria, kloroplas, mikrotubulus, dan mikrofilamen.Dalam aktivitas hidup suatu tumbuhan organel-organel tersebut bekerja sama menbentuk suatu yang kompak.
Rudolfh Virchow (1958) menyatakan bahwa sel merupakan satuan reproduksi makhluk hidup. Karena terjadinya pembelahan dari sel-sel yang sudah ada sebelumnya atau omnis cellula-cellula. Selanjutnya ada juga teori yang menyatakan bahwa sel merupakan satuan hereditas mahkluk hidup. Matthias Schleiden (1804-1881) dan Theodor Schwann (1810-1882) menyatakan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup. Ia menyatakan pengamatan berulang kali terhadap sel pada jaringan tumbuhan dan jaringan hewan dengan mikroskop, kemudian menyatakan bahwa semua makhluk hidup disusun atas sel.


BAB III
PEMBAHASAN


A. Pengertian
Organel-organel sel merupakan bagian-bagian dari sel yang terdapat didalam sitoplasma-organel-organel tersebut bekerja sama untuk menbentuk suatu sistem kehidupan.Seperti sistem perpanasan, sistem transportasi atau pengangkutan, sistem reproduksi/perkembangbiakan, dll.

B. Bentuk organel-organel sel (bagian-bagian organel sel).
Organel-organel sel terdiri atas, Retikulum endoplasma, Ribosom,badan mikro, kompleks golgi, lisosom, mitokondria, kloroplas, mikrofilamen, dan mikrotubulus,

B.I. Retikulum endoplasma .
Organel ini hanya ditemukan hampir setiap sel yang berperan aktif dalam sintesis protein. Retikulum endoplasma merupakan sistem menbran yang menbentuk salinan rongga-rongga, berhubungan dengan menbran nukleur. Ada dua macan Retikulum endoplasma, yaitu Retikulum endoplasma granuler yang banyak mengikat ribosom dan retikulum endoplasma granuler yang terdiri atas menbran-menbran saja.

B.2. Ribosom
Organel ini terdapat pada semua sel, umumnya terikat pada retikulum endoplasma, ada pula tersebar dalam sitoplasma, atau menbentuk kelompok-kelompok ribosom juga terdapat dalam nukleus plastida dan mitokondria. Ribosom merupakan partika ribonu kleoprotein (mengandung RNA dan protein) yaang terdiri atas dua subonut berbentuk hampir bulat yang bergabung berbentuk suatu untuk penghasil protein. Ribosom dihasilkan dalam nukleus dan masuk ke sitoplasma dimana protein dihasilkan secara aktif. Dalam sintesis protein, Ribosom bergabung membentuk poliribosom atau polisom.

B.3. Badan Mikro
Merupakan organel berbentuk membulat atau seperti mangkuk yang berselaput membram tunggal, dan mempunyai hubungan dengan retikulum endoplasma. Badan mikro mengandung enzim-enzim oksidatif dan mempunyai peranan penting dalam proses biokimia. Ada dua macam mikrobody, yaitu periksisom dan glikosisom dan periksisom terdapat pada sel hewan maupun sel tumbuhan mengandung enzim katalase, berperan dalam perubahan lemak menjadi karbon dan dalam perubahan purin, serta sistesis asam dan foto respirasi. Glioksisom menghasilkan enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme lemak.

B.4. Kompleks Golgi
Terdapat pada semua sel hewan kecuali sperma dewasa dan sel darah merah. Pada tumbuhan dikenal dengan nama diktiosom pertama kali ditemukan pada tahun 1898 oleh Camille Golgi, seorang ahli sitologi dari Italia. Kompleks golgi berupa kantung-kantung pipih yang bertumpuk yang terikat dalam suatu membram. Bagian tertentu dari kantung-kantung ini dapat membesar membentuk vesikel. Kompleks golgi merupakan tempat penimbuhan sementara zat-zat yang disekreasikan oleh sel zat-zat tersebut, yaitu dan zat-zat lain sebenar tidak sintesis dalam kompleks golgi, melainkan dalam rotikulum endoplasma selanjutnya ke dalam zat-zat tersebut ditambahkan glikosilat . selain itu kompleks golgi merupakan tempat sintesis polisakarida seperti musin, selusa yang merupakan bahan penting dalam pembentukan dinding sel tumbuhan. Dalam proses sekreasi, vertikal yang penuh dengan sekret mula-mula bergerak menuju membran sel, selanjutnya membran vertikal akan bersatu Dengan membran plasmadan sekret dibebaskan.

B.5. Lisosom
Organel ini hanya dibentuk dalam sel hewan memepunyai struktur yang agak bulat dengan draketer 1,5 km, dibatasi oleh membran tunggal. Lisosom dihasilkan oleh kompleks Golgi yang penuh protein mengandung enzim-enzim pemecah polisakharida, lipid, Asam nukleat dan pemecah berbagai protein rusaknya membran lisosom menyebabkan merembesnya enzim keluar dan menyebabkan lisisnya sel.
B.6. Mitokondria.
Merupakan organel berbentuk bulat, batang atau benang. Tiap mitokondria mempunyai membran rangkap dimana membran luarnya, luarnya lincin, sedangkan membran dalam membentuk lipatan-lipatan kedalam yang disebut krista.
Krista mengandung enzim untuk sistem transmister elektron yang sangat penting dalam mengubah potensial bahan makanan menjadi energi yang berguna bagi aktivitas sel. Sedangkan matriks mitokondrian mengandung enzim tertentu yang penting daur krebs.
Mitokondria pertama kali ditemukan tahun 1400 oleh R. Altman, ahli sitologi dari Jerman.

B7. Kloroplas
Merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan, organel yang berbentuk cakrn dengan diameter 5-8km tebal2-4km, mempunyai membran rangkap. Didalam kloroplas terdapat dua komponem, yaitu sitem membran yang berupa kantung pipih yang direbut tilakoid dengan matriks yang tersebut stroma. Pada tumbuhan tingkat tinggi tilakoid terdiri atas grana yaitu tumpukan tilakoid berbentuk cawan dengan stroma tilakoid. Kloroplas mengandung krofil, karoten,dengan yantrofil. Ada dua macam klorofil, yaitu a (C55H72O5NaMg + H2O) berwarna hijau karibuan dengan klorifil b (C55H70C6NaMg) bernawa hijau kekuninggan, sedangkan karoten (CaOH56) berwarna hingga dengan Yantrofil (C40H56 O2) berwarna kuning. Kloroplas juga mengandun DNA(asam deoksirinukleuls) klorofil mempuyai kemampuan untuk menangkap cahaya matahari sehingga memunkingkan terjadinya proses fotosintesis.

B.8. Mikrotubulus
Merupakan organel berbentuk selinder yang terdapat pada sel-sel eukariotik. Mikrotubulus dibentuk oleh protein tubulin dan berperang dalam gonakan-gonakan soluler misalnya gonakan keromoson pada waktu pembelahan sel kareng dapat berbentuk gelendong pembelahan. Mikrotubulus merupakan komponen fragmoplas yang berperang dalam bentuk dinding sel.
Dari suatu percobaan menggunakan kolkisin yang berakibat rusaknya mikrotubulus ternyata menghasilkan perkembangan dinding sel yang abnormal mikrotubulus juga merupakan komponen struktural yang penting dan silia dan flagela.

B.9. Mikrofilamen
Merupakan organel yang tersusun dari benang-benang protein yang berdiameter sekitar 7nm dan berperan sebagai penunjang struktur dan pengerakan sel. Mikrofilamen merupakan ciri yang penting bagi sel yang dapat berpindah-pindah dan berubah bentuk. Protein menyusun mikrofilamen pada sel-sel otot kerangka adalah aktin dan rerosin.

C. Fungsi organel-organel sel.
Adapun fungsi dari organel-organel sel antara lain :
Retikulum Endoplasma
Berfungsi sebagai : - Tempat melekatnya ribosom ,- Membantu sistem sirkulasi dalam sel dan transpor antar sel.

Ribosom
Berfungsi sebagai tempat terjadinya stintesis protein

Badan Mikro
Berfungsi sebagai sebagai enzim yaitu : - Mengubah lemak menjadi karbohidrat ,- Mensintesis asam amino dan fotorespirasi

Kompleks golgi
Berfungsi sebagai : - Sebagai tempat penimbunan sementara zat-zat yang disekresiKan oleh sel.,- Sebagai tempat sintesis polisakarida, seperti musim, juga selulosa yang merupakan bahan penting dalam pembentukan dinding sel tumbuhan.

Lisosom.
Berfungsi sebagai : - Melakukan fungsi imunitas seperti limfosit dan monosit yang mempunyai kemampuan fagositosis - Menghidrolisis makromolekul di dalam sel yaitu enzim pemecahpolisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat dan pemecah berbagai protein.

Mitokondria.
Berfungsi sebagai : - Mengubah energi potensial dalam bahan makanan menjadi energi yang berguna bagi aktivitas sel,- Fungsi utama melepas energi yang secara biologis berguna sebagai pembangkit tenaga.

Kloroplas
Berfungsi sebagai : - Tempat berlangsungnya proses fotosintesis karena mempunyai kemampuan menangkap cahaya matahari.

Mikrotubulus
Berfungsi sebagai :
- Berperan dalam gerakan-gerakan seluler
- Gerakan kromosom pada saat pembelahan sel
- Berperan dalam pembentukan dinding sel

Mikrofilamen
Berfungsi sebagai : - Berperan dalam menunjang pergerakan sel

D. Perbedaan sel Hewan dan Tumbuhan
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang tidak ditemukan pada sel hewan. jika kamu perhatikan beberapa jenis hewan, baik invertebrate maupun vertebrata dapat melakukan pergerakan untuk berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lainnnya. Seekor harimau dengan sangat lentur berlari kencang mengejar mangsanya. Hal tersebut karena struktur satuan penyusun jaringan tubuhnya tidak kaku.
Tumbuhan sama sekali tidak mampu melakukan pergerakan dan bersifat menetap serta kaku. Perbedaan ini jelas menggambarkan bahwa komponen penyusun sel pada tumbuhan berbeda dengan penyusun sel pada hewan, tumbuhan mampu menghasilkan atau mensintesis makanan sendiri, sedangkan hewan sama sekali tidak mampu. Hal ini membuktikan bahwa komponen sel tumbuhan berbeda dengan hewan.

1. Dinding Sel
Dinding sel hanya ditemukan pada sel tumbuhan, sehingga sel tumbuhan bersifat kokoh dan kaku atau tidak lentur seperti sel hewan.
Dinding sel tumbuhan banyak tersusun atas selulosa, suatu polisakarida yang terdiri atas polimer glukan (polimer glukosa). Dinding sel tumbuhan berfungsi untuk melindungi, mempertahankan bentuknya serta mencegah kehilangan air secara berlebihan. Adanya dinding sel yang kuat, menyebabkan tumbuhan dapat berdiri tegak melawan gravitasi bumi.
Beberapa senyawa penyusun dinding sel, antara lain:

a. Hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan polisakarida yang tersusun atas glukosa, xilosa, manosa dan asam glukoronat. Di dalam dinding sel, hemiselulosa berfungsi sebagai perekat antar mikrofibril selulosa.

b. Pektin
Pektin merupakan polisakarida yang tersusun atas galaktosa, arabinosa, dan asam galakturonat.

c. Lignin
Lignin hanya dijumpai pada dinding sel yang dewasa dan berfungsi untuk melindungi sel tumbuhan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.

d. Kutin
Kutin merupakan suatu selubung atau lapisan pada permukaan atas daun atau batang dan berfungsi untuk mencegah dehidrasi akibat penguapan dan melindungi kerusakan sel akibat patogen dari luar.

e. Protein dan lemak
Di dalam dinding sel ditemukan dalam jumlah yang sedikit.

2. Kloroplas
Kloroplas merupakan organel sel bermembran yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan. Organel ini mengandung pigmen fotosintesis yang mampu melangsungkan proses fotosintesis, sehingga tumbuhan digolongkan sebagai produsen karena kemampuannya menghasilkan makanan sendiri. Kloroplas merupakan plastida yang mengandung klorofil Plastida pada sel tumbuhan ada bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda -beda, Pada umumnya diberi nama sesuai dengan fungsinya, kandungan pigmen Iainnya, adalah amiloplas, leukoplas, kromoplas, dan sebagainya. Organel ini hanya ditemukan pada sel tumbuhan atau organisme autorofuniseluler.Pada organel ini, proses fotosintesis berlangsung sehingga organisme yang memiliki kloroplas digolongkan pada organisme autorof, karena kemampuannya dalam menghasilkan makanan sendiri.Bentuk, ukuran dan jumlah kloroplas untuk tiap sel organisme autorof berbeda-beda. Ada yang berbentuk pita, mangkuk, cakram, dan bentuk - bentuk lainnya. Lebar rata-rata kloroplas adalah 2 - 4 mikrometer dan panjangnya antara 5-10 mikrometer. jumlah kloroplas juga tergantung dari spesiesnya, misalnya Ricinus comunis dapat mencapai 400.000 kloroplas per mm2 luas daun.Kloroplas juga terbungkus oleh dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar membrane, jika diurutkan dari luar ke dalam, bagian-bagian pembangun kloroplas adalah membran luar, ruang antimembran, membran dalam, dan stroma yang di dalamnya terdapat tilakoid. Tilakoid merupakan hasil penjuluran-penjuluran membran dalam kloroplas ke arah stroma. pada klorplas yang telah dewasa, tilakoidnya terlepas dari membran dalam. Berdasarkan bentuknya, tilakoid kecil (grana). Tilakoid besar, tilakoid stoma (tilakoid antar grana). Tilakoid kecil terbentuk seperti cakram atau uang logam yang bertumpuk membentuk suatu struktur yang dinamakan granum (jamak – grana). Tilakoid besar berbentuk saluran-saluran yang saling berhubungan dan membentuk anyaman di dalam stroma. Tilakoid besar juga berfungsi sebagai penghubung anatargrana.

3. Lisosom
Lisosom merupakan organel sel bermembran yang hanya ditemukan pada sel hewan. Organel ini berisi enzim hidrolitik, misalnya lipase dan protease Organel ini berfungsi dalam proses pencernaan intraseluler. Lisosom banyak ditemukan pada fagosit atau sel –sel yang berfungang masuk ke dalam jaringmasuk kedalam jaringan tubuh.

4. Sentriol
Sentriol merupakan organel tak bermembran yang hanya ditemukan pada sel hewan. Organel ini berukuran kecil , jumlahnya sepasang dan letaknya dekat membrane inti dalam posisi tegak lurus antar keduanya. Organel ini akan memisah satu sama lain untuk membentuk gelendong pembelahan pada saat terjadi pembelahan sel.

5. Cincin Kontraktil
Cincin kontraktil hanya ditemukan pada sel hewan. Cincin kontraktil terbentuk pada saat pembelahan sel, tepatnya pada tahap sitokinesis atau pembagian sitoplasma sel anak. Pembagian siitoplasma berlangsung setelah pembagian materi inti (kriokinesis) selesai. Pada sel tumbuhan , setelah pembagian materi inti selesai maka dinding sel baru terbentuk tanpa adanya cincin kontraktil.

6. Vakuola

Vakuola sentral merupakan organel bermembran sel, berukuran besar yaitu hampir setengah dari volume sel. Fungsi organel ini adalah sebagai tempat menyimpan air dan cadangan makanan pada sel tumbuhan. Pada organisme bersel satu seperti paramaecium dan Amoeba. juga ditemukan adanya organel ini.
Vakuola pada organisme ini dinamakan vakuola kontraktil dan vakuola makanan dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan vakuola yang terdapat pada sel tumbuhan.

7. Plasmodesmata
Plasmodesmata merupakan bentuk hubungan atau komunikasi antar sel satu dengan sel tetangganya yang terjalin karena adanya juluran membrane retikulum endoplasma sel yang satu ke sel lainnya melalui suatu celah khusus yang terbentuk di antara kedua sel yang berhimpitan. Plasmodesmata hanya terdapat pada tumbuhan.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil tujuan permasalahan yang telah dibahas,penyusun dapat menarik suatu kesimpulan bahwa organel-organel pada suatu sel tumbuhan terutama organisme multiseluler antara lain. Retikulum endoplasma,ribosom,kompleks golgi, badan mikro,lisosom,mitokondria,kloroplas,mikrotubulus dan mikrofilamen.
Dalam menentukan suatu kehidupan sel sangat berperan penting namun perlu diingat bahwa didalam sel terkandung membran sel, sitoplasma dan organel-organel sel. Apabila organel-organel sel tersebut bersatu dan kompak maka seluruh aktivitas dalam organisme makhluk hidup akan berjalan dengan lancar.

Saran
Tak lupa pula melalui isi dari judul makalah yang telah dibahas,maka penyusun ingin menyarankan kepada :
Pengasuh mata kuliah Biologi Umum agar bagaimana bisa membawa atau mengarahkan kami demi penyusunan makala yang baik dan benar demi memperluas wawasan kami dalam mempelajari sel-sel suatu makhluk hidup.
Semua teman mahasiswa-mahasiswi seangkatan agar tetap berusaha dalam mempelajari ilmu tentang sel, meskipun banyak tantangan yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

Taryono TS, R. Drs, dkk, Biologi SMU III A ; PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2000, Jakarta.

"http://www.crayonpedia.org/mw/4._Perbedaan_Sel_Tumbuhan_Dan_Hewan_11.1























SISTEM PEREKONOMIAN TIMOR LESTE


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang sudah berkembang sejak beberapa abad lalu. Perkembangannya sebagai ilmu suatu bidang ilmu pengetahuan bermula sejak tahun 1776,yaitu setelah Adam smith-seorang pemikir dan ahli ekonomi inggris menerbitkan bukunya yang berjudul "An inquiry into the nature and causes of the wealth of nations". Pertumbuhan dan modernsasi kegiatan ekonomi di berbagai negara sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran-pemikiran ekonomi sejak penerbitan buku Adam smith separti yang di nyatakan di atas.Pada masa ini analisis-analisis dalam ilmu ekonomi telah manjadi lebih kompleks dan mamberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai kegiatan suatu perekonomian. Dalam garis besarnya ,analisis-analisis yang terdapat dalan ilmu ekonomi dapat dibedakan kepada dua bentuk analisis: teori mikroekonomi dan makroekonomi.
Berdasarkan kondisi system perekonomian Timor Leste yang semakin tidak menentu menyebabkan banyak permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satunya yaitu kurangnya sumber daya manusia dalam peningkatan lahan pertanian sesuai dengan system perekonomian yang kita harapkan . Seiring dengan semakin kurang sumber daya manusia seperti skill yang diikuti peningkatan penghasilan perkapital menjadikan masyarakat lebih bersifat konsumtif. Dalam hal ini kebutuhan primer manusia yaitu, meliputi pangan, sandang, dan papan semakin meningkat pula terutama di negara berkembang.
Proses transformasi negara berkembang dari masyarakat agaris ke masyarakat industri adalah salah satu indikasi dari proses industrialisasi. Berkaitan pula dengan perkembangan pembangunan ekonomi adalah pembaharuan, yang juga merupakan suatu bentuk perubahan ke arah yang dikehendaki, tetapi lebih berkait dengan nilai-nilai atau sistem nilai. Pembangunan dengan demikian juga berarti pembaharuan, meskipun pembaharuan tidak selalu harus berarti pembangunan. Dengan tidak mengabaikan sumbangan disiplin ilmu sosial lain terhadap studi pembangunan, kajian bidang ekonomi memberikan dampak paling besar terhadap konsep-konsep pembangunan. Dalam model Harrod-Domar, pertumbuhan ekonomi akan ditentukan oleh dua unsur pokok, yaitu tingkat tabungan (investasi) dan produktivitas kapital (capital output ratio). Agar dapat tumbuh secar berkelanjutan, masyarakat dalam suatu perekonomian harus mempunyai tabungan yang merupakan sumber investasi. Makin besar tabungan , makin besar investasi, dan makin tinggi pertumbuhan ekonomi. Apabila Harrod-Domar memberi tekanan pada pentingnya peranan modal, Arthur Lewis (1954) dengan model surplus of labor-nya memberikan tekanan pada peranan jumlah penduduk. Dalam model ini diasumsikan terdapat penawaran tenaga kerja yang sangat elastis. Ini berarti parapengusaha dapat meningkatkan produksinya dengan mempekerjakan tenaga kerja yang lebih banyak tanpa harus menaikkan tingkat upahnya.
Di tinjau dari system perekonomian di Timor Leste sangat mengharapkan kontribusi masyarakat Timor Leste untuk berusaha keras dalam mengembangkan sistem perekonmian di Timor Leste yang membutuhkan proses investasi atau menanam modal dalam meningkatkan perekonomian, namun kadang kala masyarakat Timor Leste khususnya masyarakat pedesaan masih menerapkan system perekonomian keluarga , tukar barang dengan barang (system barter). Hal ini akan mempengaruhi perkembangan perekonomian di Timor Leste.
Dengan demikian untuk meningkatnya pendapatan yang diperoleh kaum pemilik modal akan mendorong investasi-investasi baru, mempunyai hasrat menabung dan menanam modal (marginal propensity to save invest) yang lebih tinggi sehingga tingkat investasi yang tinggi pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Negara Timor Leste.


1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Berdasarkan dari uraian di atas adapun beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sistem perekonomian di Timor Leste
2. Untuk mengetahui perkembangan perekonomian di Timor Leste
1.3. KEGUNAAN
Adapun beberapa kegunaan penulis uraikan dibawah ini:
1. Sebagai suatu referensi bagi para Mahasiswa-Mahasiswi khususnya penulis
2. Menambah cakrawala para mahasiswa/i untuk mengembangkan kapasitas di bidang tersebut
3. Memberi kreatif kepada mahasiswa/i untuk menyusun sebuah makalah yang baik

BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam perekonomian yang terbuka, di mana semua faktor produksi
dapat berpindah secara leluasa dan teknologi dapat dimanfaatkan oleh semua negara, maka pertumbuhan semua negara di dunia akan konvergen, yang berarti kesenjangan akan berkurang. Teori pertumbuhan selanjutnya mencoba menemukan faktor-faktor lain di luar modal dan tenaga kerja, yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu teori berpendapat bahwa investasi sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan produktivitas. Menurut Becker (1964) peningkatan produktivitas tenaga kerja ini dapat didorong melalui pendidikan dan pelatihan serta peningkatan derajat kesehatan. Teori human capital ini selanjutnya diperkuat dengan berbagai studi empiris antara lain untuk Amerika Serikat oleh Kendrick (1976). Selanjutnya, pertumbuhan yang bervariasi di antara negara-negara yang membangun melahirkan pandangan bahwa teknologi bukan faktor eksogen, tapi faktor endogen yang dapat dipengaruhi oleh berbagai variabel kebijaksanaan (Romer, 1990).
Sumber pertumbuhan dalam teori endogen adalah meningkatnya stok pengetahuan dan ide baru dalam perekonomian yang mendorong tumbuhnya daya cipta, kreasi, inisiatif, yang diwujudkan dalam kegiatan inovatif dan produktif. Ini semua menuntut kualitas sumber daya manusia yang meningkat. Transformasi pengetahuan dan ide barutersebut dapat terajadi melalui kegiatan perdagangan internasional, penanaman modal, lisensi, konsultasi, dan komunikasi. Mengenai peran perdagangan dalam pertumbuhan, Nurkse (1953) menunjukkan bahwa perdagangan merupakan mesin pertumbuhan selama abad ke-19 bagi negara-negara yang sekarang termasuk dalam kelompok negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Pada abad itu kegiatan industri yang termaju terkonsentrasi di Inggris. Pesatnya perkembngan industri dan pertumbuhan penduduk di Inggris yang miskin sumber alam telah meningkatkan permintaan bahan baku dan makanan dari negara-negra yang disebut diatas. Dengan demikian pertumbuhan yang terjadi di Inggris menyebar ke negara lain melalui perdagangan internasional. Kemudian kita melihat bahwa kamajuan ekonomi di negara-negara industri baru yang miskin sumber alam di belahan kedua abad ke-20, seperti Korea, Taiwan, Hongkong, dan Singapura, juga didorong oleh perdagangan internasional. Dalam kelompok teori pertumbuhan ini ada pandangan penting yang dianut oleh banyak pemikir pembangunan, yaitu teori tahapan pertumbuhan. Dua diantara yang penting adalah dari Rostow (1960) dan Chenery-syrquin (1975).
Menurut Rostow, transformasi dari negara terbelakang menjadi negara maju dapat dijelaskan melalui urutan tingkatan atau tahap pembangunan. Rostow mengemukakan 5 tahap yang dilalui oleh suatu negara dalam proses pembangunannya, yaitu tahap traditional society, preconditions for growth, the take-off, the drive to maturity, dan the age of high mass-cosumption.
Menurut Chenery dan Syrquin (1975), yang merupakan perkembangan pemikiran dari Collin Clark dan Kuznets, perkembangan perekonomian akan mengalami transformasi (konsumsi, produksi, dan lapangan kerja), dari perekonomian yang didominasi sektor pertanian menjadi didominasi sektor industri dan jasa. Salah satu harapan atau anggapan dari pengikut aliran teori pertumbuhan adalah bahwa hasil pertumbuhan akan dapat dinikmati masyarakat sampai di lapisan yang palig bawah. Namun, pengalaman pembangunan dalam tiga dasawarsa (1940-1970) menunjukkan bahwa rakyat di lapisan bawah tidak senantiasa menikmati cucuranhasil pembangunan seperti yang diharapkan. Bahkan dibanyak negara kesenjangan makin melebar. Hal ini disebabkan, meskipun pendapatan dan konsumsi mungkin meningkat, namun kelompok masyarakat yang sudah baik keadaannya dan lebih mampu memanfaatkan kesempatan, antara lain karena posisinya yang meguntungkan (privileged), akan memperoleh semua atau sebagian besar hasil pembangunan. Dengan demikian, yang kaya semakin bertambah kaya dan yang miskin tetap miskin bahkan dapat menjadi lebih miskin.Oleh karena itu, berkembang berbagai pemikiran untuk mencari alternatif lain terhadap pradigma yang semata-mata meberi penekanan kepada pertumbuhan, antara lain berkembang kelompok pemikiran yang disebut pradigma pembangunan sosial, yang tujuannya adalahmenyelenggarakan pembangunan yang lebih berkeadilan. Salah satu metode yang umum digunakan dalam menilai pengaruh pembangunan terhadap kesejahteraan masyarakat adalah dengan mempelajari distribusi pendapatan. Pembagian pendapatan berdasarkan kelas-kelas pendapatan dapat diukur dengan kurva Lorenz atau indeks Gini. Selain distribusi pendapatan, dampak dan hasil pembangunan juga dapat diukur dengan melihat tingkat kemiskinan (poverty) di suatu negara. Berbeda dengan distribusi pendapatan yang menggunakan konsep relatif, analisis yang mengenai tingkat kemiskinan menggunakan konsep absolut atau kemiskinan absolut. Meskipun pembangunan harus berkeadilan, namun disadari bahwa pertumbuhan tetap penting.
Upaya memadukan konsep pertumbuhan dan pemerataan merupakan tantangan yang jawabanya tidak henti-hentinya dicari dalam studi pembangunan. Sebuah model, yang dinamakan pemerataan dengan pertumbuhan atau redistribution with growth (RWG) dikembangkan berdasarkan suatu studi yang disponsori oleh Bank Dunia pada tahun 1974 (Chenery, et al.). Ide dasarnya adalah pemerintah harus mempengaruhi pola pembangunan sedemikian rupa sehingga produsen yang berpendapatan rendah (yang di banyak negara berlokasi di perdesaan dan produsen kecil di perkotaan) akan mendapat kesempatan meningkatkan pendapatan dan secara simultan menerima sumber ekonomi yang diperlukan. Masih dalam rangka mencari jawaban terhadap tantangan paradigma keadilan dalam pembangunan, berkembang pendekatan kebutuhan dasar manusia atau basic human needs (BHN) (Streeten, et al, 1981).
Stategi BHN disusun untuk menyediakan barang dan jasa dasar bagi masyarakat miskin, seperti makanan pokok, air dan sanitasi, perawatan kesehatan, pendidikan dasar, dan perumahan. Walaupun RWG and BHN mempunyai tujuan yang sama, tetapi dalam hal kebijaksanaan yang diambil terdapat perbedaan. RWG menekankan pada peningkatan produktivitas dan daya beli masyarakat miskin, sedangkan BHN menekankan pada penyediaan public services disertai jminan bagi masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan tersebut. Masalah pengangguran juga makin mendapat perhatian dalam rangka pembangunan ekonomi yang menghendaki adanya pemerataan. Todaro (1985) mengemukakan, terdapat kaitan yang erat antara pengangguran, ketidakmerataan pendapatan, dan kemiskinan. Pada umumnya mereka yang tidakmemperoleh pekerjaan secara teratur termasuk dalam kelompok masyarakat miskin. Mereka yang memperoleh pekerjaan secara terus-menerus adalah yang berpendapatan menengah dan tinggi. Dengan demikian, memecahkan masalah pengangguran dapat memecahkan masalah kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Beberapa ahli berpendapat pula bahwa permerataan pendapatan akan meningkatkan penciptaan lapangan kerja (Seers, 1970). Menurut teori ini, barang-barang yang dikonsumsi oleh masyarakat miskin cenderung lebih bersifat padat tenaga kerja disbanding dengan konsumsi masyarakat yang berpendapatan lebih tinggi. Dengan demikian, pemerataan pendapatan akan menyebabkan pergeseran pola permintaan yang pada gilirannya akan menciptakan kesempatan kerja.
Dalam rangka perkembangan teori ekonomi politik dan pembangunan perlu dicatat pula bahwa aspek ideologi dan politik turut mempengaruhi pemikiran-pemikiran yang berkembang. Salah satu di antaranya adalah teori ketergantungan yang dikembangkan terutama berdasarkan keadaan pembangunan di Amerika Latin pada tahun 1950-an. Ciri utama dari teori ini adalah bahwa analisanya didasarkan pada adanya interaksi antara struktur internal dan eksternal dalam suatu sistem. Menurut teori ini (Baran, 1957), keterbelakangan negara-negara Amarika Latin terjadi pada saat masyarakat perkapitalis tergabung ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian, masyarakat tersebut kehilangan otonominya dan menjadi daerah “pinggiran”(periphery) dari negara metropolitan yang kapitalis.Daerah (negara) penggiran dijadikan “daerah-daerah jajahan”dari negara-negara metropolitan. Mereka hanya berfungsi sebagai produsen bahan mentah bagi kebutuhan industri daerah (negara) metropolitan, dan sebaliknyamerupakan konsumen barang-barang jadi yang dihasilkanindustri-industri di negara-negara metropolitan tersebut. Dengan demikian, timbul struktur ketergantungan yang merupakan rintangan yang hampir tak dapat diatasi serta merintangi pula pembangunan yang mandiri.

BAB III
PEMBAHASAN

Dalam garis besarnya sistim ekonomi dibedakan menjadi 3 golongan:1. Ekonomi pasar
Ekonomi Pasar adalah perekonomian yang kegiatannya sepenuhnyadiatur oleh interaksi antara pembeli dan penjual di pasaran.
2. Ekonomi campuran dan
Ekonomi Campuran adalah Sistim ekonomi pasaran yang disertai campurtangan pemerintah.
3. Ekonomi perencanaan pusat. Ekonomi perencanaan pusat adalah sistem ekonomi yang kegiatannyasepenuhnya diatur oleh pemerintah.
Saat ini kita telah memasuki era globalisasi ekonomi yang memaksa petani sebagai produsen utama produk-produk pertanian secara langsung dan tidak langsung memasuki persaingan dengan banyak produsen lain ditingkat global. Produk-produk pertanian tidak hanya bersaing dengan produk-produk pertanian luar negeri di pasar global tetapi juga di pasar domestik. Dalam pasar global terbuka suatu negara tidak boleh mengenakan proteksi dan hambatan tarip terhadap komoditi yang masuk kewilayahnya. Dalam kondisi demikian persaingan menjadi semakin sengit dan ketat, produsen kuat bersaing dengan produsen lemah, akibatnya produsen yang kalah bersaing akan semakin termarginalkan. Keadaan demikian yang sekarang sedang terjadi dengan produk-produk pertanian khususnya produk pangan buah-buahan dan sayuran di negara Timor Leste.
Berbagai persetujuan internasional yang berkaitan dengan perdagangan internasional produk-produk pertanian seperti HACCP, SPS (Sanitary and Phytosanitary) dan TBT (Technical Barrier to Trade) yang memungkinkan diterapkannya hambatan non tarip dalam perdagangan internasional mulai diterapkan. Karena ketidak-siapan kita menghadapi penerapan persetujuan internasional dampaknya mulai kita rasakan saat ini. Pasar Timor Leste semakin dibanjiri produk pertanian segar impor sementara produk pertanian kita sulit memasuki pasar di negara-negara lain yang telah lama mempersiapkan infrastruktur yag memadai.
Globalisasi ekonomi kelihatannya tidak dapat dihalang-halangi atau dihambat apalagi Timor Leste telah meratifikasi kesepakatan perdagangan bebas yang diatur oleh pemerintah Timor Leste , juga persetujuan atau konvensi internasional lainnya sebagai konsekuensi Timor Leste yang menjadi anggota organisasi-organisasi internasional lainnya. Kita seharusnya menghadapi keadaan tersebut dengan meningkatkan kemampuan kelembagaan, teknologi, sumberdaya manusia dan sumber dana sehingga globalisasi ekonomi dapat kita manfaatkan sebagai peluang terbuka untuk menumbuhkan perekonomian bangsa dan rakyat. Kemampuan dan daya saing nasional dalam memasuki era globalisasi ekonomi perlu ditingkatkan. Dengan koordinasi yang efektif dan efisien oleh Pemerintah semua pemangku kepentingan (stakeholders) termasuk petani harus berupaya secara maksimal untuk meningkatkan kemampuannya masing-masing untuk menghasilkan produk pertanian yang mampu memenuhi berbagai persyaratan teknis yang diminta oleh konsumen global.
Banyak standar, pedoman dan rekomendasi teknis yang dikeluarkan oleh organisasi-organisasi internasional yang berpengaruh terhadap perdagangan internasional yang erat kaitannya dengan kegiatan perlindungan tanaman atau pengendalian hama (termasuk penyakit dan gulma tanaman). Peraturan tentang karantina tumbuhan dan Batas Maksimum Residu Pestisida dapat diambil sebagai contoh. Dewasa ini berbagai persyaratan dan standar teknis telah diminta oleh konsumen yang harus dilaksanakan oleh petani bila kita ingin agar produk pertanian Timor Leste diterima di pasar global. Agar petani dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global dan domestik perlu dilakukan perubahan dan perbaikan dalam praktek perlindungan tanaman yang aman bagi kesehatan dan lingkungan hidup.
Suatu perekonomian yang menggunakan uang sebagai perantara dalam kegiatan tukar menukar (Perdagangan) selalu disebut juga dengan istilah perekonomian uang. Namun demikian sampai dimana pentingnya uang di dalam tiap-tiap masyarakat tersebut berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Di dalam perekonomian subsistan uang tidaklah terlalu penting peranannya karena kegiatan perdagangan masih sangat terbatas setitik sedangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang uang sangatlah penting peranannya. Di dalam perekonomian yang lebih maju corak kegiatan ekonomi tidak seperti itu lagi. Penggunaan uang memungkinkan mereka melakukan spesialisasi yaitu setiap orang tidak lagi menghasilkan suebuah barang dan jasa yang diperlukan, tetapi mengkhususkan kepada menghasilan barang atau jasa yang dapat disediakan dengan lebih efisien. Dinegara Timor Leste khususnya di daerah pedesaan masyarakat masih menggunakan sistem tukar-menukar barang-barang (sistem barter) hal ini menunjukkan bahwa Timor Leste berbeda jauh dengan negara lain khususnya negara tetangga kita Indonesia yang mana sistem perekonomian berkembang pesat jika dibandingkan dengan negara Timor Leste.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari latar belakang sampai penutup penulis simpulkan bahwa :
1. Sistem-sistem perekonomian berbagai bentuk perekonomian di dunia ini diorganisasikan secara berbeda-beda bentuk organisasi perekonomian tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebudayaan, pandangan politik dan ideologi ekoomi dari masyarakat tersebut.dalam uraian di bawah diterangkan ciri-ciri pentig dari setiap perekonomian tersebut.
2. Sistem perekonomian di Timor Leste masih bersifat permitif (sistem barter) walaupun di daerah sudah beradaptasi dengan sistem-sistem moderenisasi
3. Kebijaksanaan yang menyangkut dimensi ruang dalam pembangunan perekonomian dipengaruhi oleh banyak faktor, disamping sistem pemerintahan, politik, dan ekonomi sebagaimana disebutkan diatas, juga oleh pandangan eideologi, kemampuan sumber daya manusia did aerah, pengelompokan wilayah, perubahan sosial, dan lain sebagainya. Implikasi aspek ruang yang meliputi tingkat pembangunan daerah, lokasi, mobilitas penduduk dan penyebarannya, serta budaya daerah, memiliki hubungan dan keterkaitan yang sangat erat dengan pembangunan ekonomi

4.2. Saran
Adapun penyusunan makalah ini penulis sarankan
1. Menghimbau kepada pemerintah untuk meningkatkan sistem perekonomian konsisten agar kita dapat mengembang sumber daya alam yang tersedia
2. Menghimbau kepada Universitas Nasional Timor Loro sa’e untuk bekerja sama dengan instansi dalam membahas sistem perekonomian yang masih premitif.
3. Berterima kasih kepada Dosen pengasuh yang selama ini memberikan peluang kepada kami untuk menyusun sebuah makalah yang tepat padat waktunya.


DAFTAR PUSTAKA

Maskumambang Kuncarajati , 2008 (Studi Kasus Penggemukan Sapi dengan Sistem Ingon di Kecamatan Mijen Kota Semarang)
Imran Nating, SH, 2003 Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, (web-site) contact@solusihuhkum.com

M. Ajisatria Suleiman, 2008 , Perjalanan Panjang Terbentuknya Sistem Perdagangan Internasional, web-Site
www.ginandjar.com










Thursday, September 18, 2008

LAPORAN DASAR AGRONOMI ( KOPI)


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Didalam sejarah kopi tidak terlepas dari bahasa Arab yang mula-mula dikenal adalah jenis kopi arabika, berasal dari daerah Ethiuphia bahasa arab yang mengembara membawa kopi serta kemana-mana dan kopi disebut untuk pertama kali, dalam buku dari Rhazes adalah (nama lengkap Abu Bakar Muhamat RBN el Razi). Rhazis adalah satu Dr. Arab yang hidup dari tahun 850 sehingga tahun 922. Pada waktu itu kopi dipakai sebagai obat dan sebagai bahan makanan pemakai sebagai minutan telah terjadi lebih dahulu.
Di Negara Timor Leste kopi menjadi hasil ekspor, dapat memperolehuang yang banyak sehingga dapat dipergunakan untuk membeli alat-alat dan bahan-bahan industri yang dinegara kita Belum ada.
Kopi merupakan salah satu bahan dari minutan yang tidak mengandung alcohol, bahan campuran permen dan sebagai market bagi praktek-praktek kedokteran. Ditinjau dari segi pemanfaatannya minutan kopi dapat meransang pernapasan,menghilangkan rasa mengantuk serta memberikan kenikmatan tersendiri dari peminumnya yang tidak dapat diganti dengan minuman lain.
Tanaman kopi juga mempunyai fungsi social sebab dengan adanya perkebunan kopi yang besar itu, berarti pula memberi pekerjaan bagi orang-orang yang berdekatan. Misalnya saja satu perkebunan luas 1000 ha. Kalau rata-rata tiap ha. Satu buruh satu istri dengan 2-3 anak, berarti satu perkebunan dapat memberi penghidupan tiga empat orang.
Sesudah berabat-abat lamanya kopi menjadi bahan perdagangan karena kopi dapat dimasak menjadi minuman yang lezat rasanya. Denagan kata lain kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan mata yang merasa kantuk dapat segar kembali, setelah minum kopi panas, Lebih-lebih orang yang sudah menjadi pencandu kopi, bila tidak minum kopi sekali saja, rasanya akan capai dan tak dapat berpikir.


1.2 Tujuan Praktek Lapangan

v Membantu mahasiswa/i untuk Turín kelapangan untuk mengamati secara lansung apa yang terjadi di lapangan khususnya pada tanaman kopi.
v Membawah mahasiswa/i untuk lebih memantau secara lansung dilapangan.
v Merupakan pendekatan social masyarakat, untuk mengembangkan pengalaman belajar diuniversitas dengan potensi lapangan untuk membedakan teori dengan praktek dilapangan.
v Agar mahasiswa langsung mengamati proses pasca panen dilapangan.
1.3. Manfaat Praktek Lapangan
v Membantu mahasiswa/I dalam memperoleh kreatif dan mental dalam hidup diberbagai bidang pertanian.
v Membantu mahasiswa/I untuk lebih memahami dan mengembangkan ilmu pertanian dalam meningkatkan pengalaman usaha dibidang pertanian khususnya tanaman kopi.
v Untuk lebih memahami cara dan metode yang berlaku dalam praktikum pada bidang pertanian khususnya tanaman kopi.
v Salah satu syarat dalam mata kuliah dasar-dasar agronomi untuk lebih melengkapi teori yang telah diperoleh di bangku kuliah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Botani Dan Morfologi
2.1.1 Botani
Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan maka susunan botaninya Sangat berbeda dengan tanaman musiman, dan dala tata nama secara taksonomi ini terdapat klasifikasi-klasifikasi dari tanaman kopi adalah sebagai berikut:
Kindom : Plantae
Divisio : Spermatophita
Sub-divisio : angeospermae
Kelas : dicotiledónea
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea Sp

2.1.2 Morfologi
Morfologi dan botani tanaman kopi seperti: Akar, batang, daun, buah, dan bunga.
Akar
Kopi termasuk keluarga (suku rubiaceae ),keluarga coffea,bijinya berkeping dua (dikotil).Susunan akarnya sebgai berikut:
Akar tunggal: akar yang lupus masuk kedalam tanah, berbunga untuk tegaknya tanaman dan penolong bila terjadi kekeringan.
Pada akar tunggal sering timbal akar yang di camping di sebut akar lebar.
Pada akar-akar lebar tumbuh akar-akar rambut dan bulu-bulu akar, yang berguna untuk mengisap tanaman.

Batang
Pohon kopi berbatang tegak lurus dan beruas-ruas hamper pada tiap tumbuh kuncup-kuncup pada batang dan cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering tumbuh cabang yang tegak lurus , yang direbut cabang ( orthotrop) nama cabang atau tunas-tunas yang tumbuh pada batang itu bisa disebut ( wiwilan0 tunas air atau cabang air.
Daun
Kopi mempunyai daun bulat telur ujungnya agak meruncing sampai bulat tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan pada ketiak.
Bunga
Tumbuhnya bunga kopi pada ketiak-ketiak cabang primer tersusun berkelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-6 kuntum bunga yang bertangkai pendek.

Pada tiap-tiap ketiak daun dapat tumbuh 3-4 kelompok bunga maka pada tiap buku dapat tumbuh ± 30 kuntum bunga atau lebih dan pada musim berbunga satu (1) pohon dapat keluar sampai ribuan kuncup.
Kucup bunga tersebut mempunyai susunan sebagai berikut:
v Kelompok berwarna hijau, berukuran kecil dan pendek
v Daun bunga mahkota terdiri dari 3-8 helaian bunga (tergantung pada jenisnya)
- Liberika 6-8 helai
- Robusta 3-8 helai
v Benang sari terdiri dari 5-7 helai berukurang pendek
v Tangkai putik berukuran kecil panjang, kepala putik berseri 2 helai
v Bekal buah susunan tengelam didalamnya terdiri-dari 2 butir biji dari bakal buah hingga menjadi masak berlansung 7-12 bulan tergantung dari jenis iklim dan letal geografinya.

Buah
Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, sedangkan buah yang masak berwarna merah. Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung (punggun), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang bentuknya bulat panjang sering disebut biji atau kopi (lanang).


2.2.Syarat Tumbuh
2.2.1 Iklim
Faltor iklim merupakan salah satu syarat utama dalam pembudidayaan tanaman kopi. Tanaman kopi dapat tumbuh baik pada kisaran zona 20­0 lintang utara dan 200 lintang selatan.Di antara faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil kopi, dalam garis besarnya dapat di bagi menjadi:
a. Tinggi Tempat Dan Derajat Panas Suhu
Kopi arabika dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi,. Tetapi didataran rendah kurang dari 1000 m dpl, mudah diserang oleh penyakit “HV” begitu juga pada ketinggian melebihi 1700m, sudah tidak baik lagi, karena sudah terlalu dingin, lebih-lebih pada malam hari. Kopi Arabika yang baik pada ketinggian tempat 1000-1700m,dengan derajat panas 16-2­0o C. Derajat panas ini penting karena mempengaruhi cepat atau lambatnya kopi itu mulai berhasil.
b. Curah Hujan
Mengenai curah hujan yang penting bukan banyaknya dalam satu tahun melainkan pembagian curah hujan dalam masa satu tahun. Batas minimal dalam satu tahun adalah 1000-2000mm, sedangkan yang optimal adalah 2000-3000mm.
c. Sifat-Sifat Angin
Pohon kopi tidak dapat tahan terhadap anggin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau, karena angina ini akan mempertinggi penguapan air di permukaan tanah pada perkebunan. Selain mempertinggi penguapan dapat juga mematahkan dan merebah pohon pelindung yang tinggi, sehingga dapat merusak tanaman dibawahnya.Untuk mengurangi kerasnya guncangan angina ditepi-tepi perkebunan dapat ditanami pohon penahan angin. Selain itu pohon pelindung dapat mengurangi derasnya guncangan angina.
d. Pengaruh Iklim Terhadap Produksi
Iklim besar sekali pengaruh terhadap produksi
Pengaruh ini sudah tampak menjelang cabang-cabang yang dewasa itu akan berbunga samapai pada buah yang amsak.Dalam hal ini yang memegang peranan adalah curah hujan dan pancaran sinar matahari. Pada akhir musim penhujan, pada cabang-cabang produktif telah nampak tumbuh kuncup-kuncup bunga yang kecil sekali, kurang lebih ada lima buah. Tiap-tiap lubang di selubangi oleh sepasang penampu, lambat laun kuncup itu bertambah besar hingga mencapai ukuran 10-12mm.pada tiap-tiap kuncup terdapat 4-6 buah. Dasar bunga yang bertangkai pendek keuar dari selubung penumpu daun pada permulaan berwarna hijau, kemudian berwarna putih; bentuknya serupa lilin, maka bunga demikian disebut <>. Pada saaat membentuk bunga lilin ini pertumbuhan bunga berhenti istirahat kurang lebih 7-8 hari.
e. Tanah
TAnaman kopi menghendaki persyaratan kondisi tanah yang subur dan mempunyai solum tanah yang cukup dalam (kurang lebih 1,5m).Jenis tanah yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi adalah mempunyai struktur tanah yang baik, mengandung bahan organic paling sedikit 3%, memiliki tata udara dan tata air yang baik.
2.3. Keadaan Umum Wilayah
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi mempunyai sifat yang Sangat khusus dipengaruhi oleh linkungan, bahkan tanaman kopi mempunyai sifat yang sangat khusus karena masing-masing jenis kopi menhendaki suhu dan ketinggian tempat yang berbeda-beda.
Tanaman kopi pada umumnya menghendaki keadaan wilayah yang tinggi tempat 700-2000m dpl. Khususnya pada tanaman kopi jenis arabika mempunyai keadaan wilayah atau ketinggian tempat 1000-1700mdpl. Makadari dari sini dapat diuraikan klas-klas lahan yang dihendaki oleh tanaman kopi adalah sebagai berikut:
Ø Dadasarkan pada lahan atau linkungan dan iklim sesuai dengan yang telah ditentukan
Ø Dalam menentukan klas suatu lahan harus ditentukan tasa faktor yang mempunyai level yang paling rendah.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Tempat Dan Waktu
v Tempat
Kegiatan praktikum dasar-dasar agronomi pada tanaman kopi ini laksanakan di perusahaan kopi di suco Estado,kecamatan Ermera,kabupaten Ermera.
v Waktu
Kegiatan praktikum dasar-dasar agronomi pada tanaman kopi dilaksanakan selama satu hari pada tanggal 9 Juli 2008.
3.2. Alat dan Bahan
v Alat
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktekum di distrito Ermera sub Distrito Ermera, suco estado Era-ulo, yaitu terdiri dari: Pipa, bak sen, tractor, karung, mesin kencir angin, dan alat pada pembersihan pada proses pencucian akhir, dan dua buah mobil (bus), yang menyangkut para mahasiswa/i khususnya jurusan budi daya pertanian (BDP).
v Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktekum tersebut adalah terdiri-dari: buku, polpen atau pencil, pengaris, kopi, air,
3.3 Jumlah Peserta
Para peserta mahasiswa/i yang memprogram matakuliah dasar-dasar agronomi yang mengikuti praktekum di Ermera,sub Distrito Ermera, suco Estado Era-ulo, dengan jumlah peserta yang mengikuti praktekum ini sebanyak 45 orang, termasuk mahasiswa/i yang memprogram ulang mata kuliah tersebut.
3.4 Transportasi
Transportasi yang di gunakan mahasiswa/i jurusan budi daya pertanian di tanggung oleh bagian administrasi facultas pertanian, Univercidade Nasional Timor Lorosa’e sebanyak dua buah bus,
3.5 Metodologi Pelaksanaan Praktek Lapangan
Didalam praktekum yang dilakukan, para mahasisws/I dalam mengamatipenangan basah, metode-metode yang dilakukan adalah:
1) Mengamati secara lansung hama/penyakit yang menyerang tanaman kopi
2) Untuk mengamati dari tahap pemenenan yaitu bagaimana cara pemetikan
3) Sampai pada proses yang yang dikerjakan oleh mesin, proses fermentasi, sampai pada pembuagan limbah cair pada bak terakhir.
3.6 Perjalanan Dili- Ermera (Estado)
Selama dalam perjalanan dari Dili (UNTL) ke Estado ada dua tikungan yaitu kiri dan kanan. Dalam perjalanan ada dua kali pemberhentian (pada Bus I) pemberhentian pertaman untuk membeli makanan dan air, pemberhentian terakhir yaitu pengecekan dari polisi.

3.7 Penjelasan Dari Koordinator Distrik Ermera
3.7.1 Penjelasan Proses Pemetikan
Menurut penjelasan coordinator bahwa pemetikan yang mereka gunakan dalam memetik buah kopi yaitu antara lain:
Ø Selektif yaitu memetik buah-buah yang telah masak
Ø Cara mencegah selektif memetik dempolan yang sebagian besar telah masak
Ø Cara lelesan yaitu memetik semua buah jatuh pada akhir panen
Ø Secara racutan yaitu memetik semua buah mulai dari yang masih hijau dengan diameter 5mm.
3.7.2 Proses Pengendalian Hama Dan Penyakit
Menurut penjelasan coordinator distrik Ermera yaitu: untuk mengendalikan hama dan penyakit, seharusnya menggunakan varietas kopi yang telah diseleksi menjadi benih/ bibit unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
3.7.3 Proses Pembelian
Pada saat pemanenan pada produksi buah kopi, hasil dari buah di beli oleh perusahaan CCT, dari hasil buah kopi basah, dipertimbangkan sesuai dengan hasil buah basah/ kg /ton khusunya pada petani yang memiliki luas areal pada tanaman kopi yang cukup luas.
3.7.4 Proses Penyimbagan
Prosese penyimbangan yang pertama dilakukan dengan menyimbang angkutan kosong, dan proses penyinmbangan kedua dilakukan pada angkutan yang berisi buah kopi dan nilai akhir adalah timbangan kedua duikurangi timbangan pertama maka akan memperoleh hasil buah kopi perton.
3.7.5 Proses Pengisian Bak Pertama
Proses pengisian bak pertama adalah bak sortasi yang diisi dengan buah kopi merah atau yang masih hijau (masih campuran antara buah merah dengan buah hijau), didalam bak sortasi terdapat lubang yang akan mengeluarkan buah kopi sesuai dengan buah kopi merah dan hijau untuk di lanjutkan mesin keproses pengupasan kulit.
.3.7.6 Proses Pengupasan Dengan Mesin
Mesin yang digunakan untuk proses pengupasan kulit buah kopi adalah mesin Mc Kinnon, setelah proses pengupasan, kulit dan buah kopi terpisah. Dari biji kopi dilanjutkan pada proses bak fermentasi, dan kulit buah kopi dikeluarkan pada saluran untuk dijadikan limbah.
3.7.7 Proses Fermentasi
Dalam proses fermentasi ini pada buah kopi yang telah terkupas kulitnya, diisi kedalam bak fermentasi dan dibiarkan selama dua hari penuh (48 jam).
3.7.8 Proses Pencucian
Dalam proses pencucian ini di lakukan pada biji kopi yang telah di fermentasi atau bici kopi yang sudah dibiarkan selama 48 jam, dan pencucian ini dilakukan agar biji kopi terlepas dari lendir-lendir yang masih melengket pada biji kopi.
3.7.9 Proses Pengisian Ke Karung Pengangkutan
Sesudah proses pencucian, biji kopi yang telah bersih ini dibantu oleh tenaga listrik sampai pada bakseen, dan dari bakseen tersebut diisi biji kopi untuk melanjutkan pengisian ke krung penangkutan.
3.7.10 Proses Pengolahan Limbah
Proses pengolahan limbah ada dua macam yaitu limbah padat dan limbah cair.Dari kedua macam limbah tersebut yang padat langsung diangkut dan yang cair mengalir kebak pengisian limbah cair dan diolah menjadi pupuk kompos.
3.7.11 Mesin Kencir Angin
Mesin kencir ini dipasang pada bak limbah cair yang bertujuan untuk melakukan proses sirkulasi udara, dan mesin kencir tersebut secara terus-menerus memproses limbah agar limbah tersebut tidak mejadi padat dan supaya cairan tersebut tidak bau.
3.7.12 Pengguanaan Kapur Dolomite
Dari proses mesin kencir ini memproses sirkulasi udara penggunaan kapur dolomite bertujuan untuk menghilangkan bau yang tajam pada limbah cair dan di bantu dengan kencir angin
3.7.13 Penggunaan Pon Lamtoro
Pohon lamtoro juga mempunyai tujuan yang penting yaitu untuk menyerap gas carbón dioksida (CO2 ) yang dikeluarkan oleh limbah kopi dan menjaga sirkulasi udara pada lokasi tersebut.
3.7.14 Proses Pembuangan Air dari Bak I Sampai X
Dari proses [embuangan air dari bak I-X ini sangat bermanfaat yaitu karena limbah cair yang akan dibuang tersebut akan menghasilkan pupuk, dari pupuk organikini digunakan lagi bagi tanaman lain, yang pupuk.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pemetikan
Proses pemetikan yang dilakukan pada pemenennan buah kopi yaitu secara tidak serentak tetapi dilakukan sesuia dengan tapan, adalah sebagai berikut:
Ø Selektif yaitu memetik buah-buah yang telah masak
Ø Cara mencegah selektif memetik dempolan yang sebagian besar telah masak
Ø Cara lelesan yaitu memetik semua buah jatuh pada akhir panen
Ø Secara racutan atau panen raya yaitu memetik semua buah mulai dari yang masih hijau dengan diameter 5mm
4.2. Proses Pengendalian
Proses pengendalian yang dilakukan dengan memperoleh beberapa metode yaitu:
1. Dengan cara biologis atau hayati yaitu, penggunaan berupa predator , untuk memusnahkan hama yang menyerang tanaman kopi.
2. Dengan cara kimiawi yaitu, menggunakan bahan kimia untuk memusnakan hama dan penyakit yang menyerang tanaman kopi, misalnya penggunaan pesticida, nematosida, herbisida,dll.
3. Dengan cara mekanik yaitu, dari kedua cara ini penyerangannya secara terus menerus maka tanaman yang diserang oleh hama atau penyakit sebaiknya dicabut dan dibakar atau untuk dijadikan pupuk kompos.
4.3 Proses pembelian
Pada hasil buah kopi yang diperoleh dari petani kopi atau dari petani perusahaan kopi, dari hasil tersebut di jual pada perusahaan CCT. Hasil hasil kopi kopi tersebut di jual dengan mempertimbangkan hasil buah kopi merah. Dari hasil penjualan ini diisi dalam karong dan di pertimbangkan lalu di kontrak langsung dengan perusahaan CCT.

4.4 Proses penyimbangan
Prosese penyimbangan yang pertama dilakukan dengan menyimbang angkutan kosong, dan proses penyinmbangan kedua dilakukan pada angkutan yang berisi buah kopi dan nilai akhir adalah timbangan kedua duikurangi timbangan pertama maka akan memperoleh hasil buah kopi perton. Tujuan dari angkutan buah kopi untuk mengetahui berat angkutan (Kg) tersebut dan setelah itu mwenyimbang pada angkutan yang diisi oleh buah kopi untuk mengetahui berat Kg.
4.5 Proses pegisian bak pertama
Proses pengisian bak pertama ini merupakan hasil dari buah kopi merah yang diperoleh, dari bak pertama ini adanya lubang yang fungsinya untuk mengeluarkan buah kopi untuk memproses pengupasan kulit.
Tujuan dari sortasi yaitu untuk memisahkan buah kopi merah dan buah kopi yang masih hijau atau terserang hama dan penyakit. Bak sortasi ini dilengkapi dengan saringan serta kran pemasukan dengan pengeluaran air. Fungsinya untuk memasukan kran pemasukan air yaitu bersifat terbuka, setalah buah kopi yang telah diseleksi atau baik dilakukan proses lajutannya.
4.6 Proses pengupasan dengan mesin
Proses pengupasan ini dilakukan dengan mesin pulper dengan nama Mc KINNON. Saat ini dikenal dengan macan pulper tetapi yang sering digunakan adalah Vis pulper, alat ini fungsinya hanya memgupas kulitnya saja sehingga hasilnya harus di fermentasikan dan dicuci lagi. Sedangkan untuk mesin pulper atau dengan nama Mc KINNON ( ruang pulper) ini di camping mengelupas kulit, disamping itu dia juga berfungsi sebagai pencuci, sehingga kopi yang keluar dari mesin itu tidak perlu dicuci lagi tetapi lansung masuk pada tahap pengeringan.
4.7 Proses fermentasi
v Kopi hasil pengupasan yang telah dicuci bersih, dimasukan dalam bak lalu diberi air bersih hingga hampir penuh, hasil rendaman buah kopi ada yang mengembang diatas air buang dengan mengunakan jaring. Rendaman tersebut bisa memakan waktu selama setengah hari atau (±10 jam).
v Dari hasil rendaman tersebut yang dilakukan selama 10 jam, lalu air dikeluarkan melalui lubang bak tersebut, sambil diaduk-aduk biji kopi agar kopi yang rusak bisa keluar bersama dengan air. Air sudah habis maka diisi lagi air.
v Air rendaman diaduk dan diganti setelah 3-4 jam.
v Fermentasi ini memakan waktu selama ± 48 jam atau selama dua hari.


4.8 Proses pencucian
Proses pencucian ini dilakukan untuk memperoleh kopi yang begitu bersih. Dari proses pencucian ini dapat juga membantu membersikan biji kopi dari lendir dan kotoran yang masih melengket pada permukaan biji kopi. Pencucian yang dilakukan di praktek lapangan dengan cara yang sederhana yaitu pada yang bentuknya panjang yang ainya terus mengalir, pada bak tersebut kopi dicuci dengan menggunkan sebuah alat bantu yang berupa kayu dapat di dorong kekanan atau kiri, supaya biji kopi tersebut betul-betul dalam hasil yang bersih atau murni.
4.9 Proses pengisian pengangkutan
Proses pengisian dan penangkutan ini dilakukan bila mana buah kopi setelah dicuci, dari hasil pencucian ini dibantu oleh alat bertenaga listrik didorong oleh alat tersebut baksen ke dalam bak seen. Biji kopi yang telah masuk dalam baksen ini lalu dimasukan lagi kedalam karung, lalu dimasukan dalam angkutan untuk melanjutkan lagi proses pengeringan di Dili (Tibar), Karena biji yang dicuci masih mengandung air sebanyak 53-55%. Proses pengeringan ini dilakukan untuk menurunkan kadar air sehingga menjadi kadar air netral (maximum) yaitu 8-10%.
4.10 Proses pengolahan limbah
Proses pengolahan limbah bertujuan untuk manghasilkan pupuk kompos, serta menjaga kebersihan lingkungan serta menjaga kehidupan petani karena efek dari limbah padat maupun limbah cair dapat merugikan manusia baik dalam skala ekonomis maupun biologis. Secara internasinal pupuk dihasilkan ole limbah kopi dengan pH 5,0 akan tetapi limbah dihasilkan oleh industri CCT di Estadi ber pH 4,99.
4.11 Mesin kencir angin
Dari mesin kencir angin ini mambantu memperjalankan industri, Mesin kencir ini dipasang pada bak limbah cair yang bertujuan untuk melakukan proses sirkulasi udara, dan mesin kencir tersebut secara terus-menerus memproses limbah agar limbah tersebut tidak mejadi padat dan supaya cairan tersebut tidak bau.


4.12 Penggunaan kapur dolomite
Tujuan dari penggunaan kapur dolomite ini adalah untuh menghilangkan bau tajam pada limbah cair dimana kapur dolomite ditaburkan kedalam limbah cair dan dibantu dengan mesin kencir untuk mengsirkulasikan udara pada limbah tersebut agar tidak merugikan bagi kesehatan manusia, hewan, (lebih-lebih pada masyarakat maupun binatang yang hidup berdekat dengan limbah indusrti tersebut).
4.13 Penggunaan pohon Lamtoro
Tujuan penggunaan pohon lamtoro yaitu untuk menjaga sirkukasi udara pada lokasi tersebut. Juga penggunaan pohon lamtoro untuk menyerapkan gas CO2 yang dikeluarkan oleh limbah kopi. Pada pohon lamtoro tersebut terdapa zat hijau daun yang dapat melakukan proses fatosintesis sehingga dapat menyerapkan gas CO2 yang terdapat pada limbah cair tersebut.
4.14 Proses pembuangan air dari bak I sampai X
Pada proses pembuangan ini bak-bak yang tersimpan air atau limbah cair, pada bak/bak dibawahnya terdapat lubang dilengkapi dengan saringan masing-masing, sehingga air tersebut dapat keluar dan terisi lagi pada bak yang lainnya. Proses ini terjadi secara terus menerus sampai pada pada bak terakhir atau bak X.

BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari proses pengamatan mangenai teknik penanganan basah pada kopi arabika yang dilakukan di distrik Ermera, di suco Estado, dalam perusahaan CCT, maka disimpulkan bahwa Pada proses penanganan ini juga dapat meningkatkan penghasilan eksport khususnya pada hasil dari kopi, membantu masyarakat yang memiliki perluasan areal pada tanaman kopi, membantu masyarakat yang nanggur, maksudnya bahwa dari perusahaan CCT ini membutuhkan tenaga kerja atau peluang yang baik sehingga masyarakat atau petani bisa bekerja dan memperdagankan hasil produksi buah kopi basah yang diperoleh dari perkebunan kopi, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik untuk kebutuhan keluarga maupun kebutuhan lainnya.

5.2 Saran
Dari saran ini para penyusun mengharapkan kepada fakultas, terlebih-lebih pada dosen pengasuh mata kuliah dasar-dasar agronomi, agar mata kuliah ini pada masaakan dating harus adanya praktek karena Timor Leste merupakan negara penghasil kopo sehingga untk meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi harus adanya sumber daya manusia. Dengan demikian walaupun adanya sumber daya manusia tanpa campur tangan pemerintah tidak akan menghasilkan. Oleh karena itu para penyusun mengharapkan pemerintah agar memberi perhatian mencari jalan keluar bagaimana kopi di Timor Leste dieksporkan keluar negeri dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Kami sebagai peserta praktekum sarankan kepada petani agar lebih bersemangat lagi dalam membudi dayakan tanaman kopi, karena tanaman kopi sudah termasuk penghasilan eksport, dan juga kami ingin sarankan kepada industri CCT agar dapat melengkapi segala fasilitas yang terdapat pada industri agar memperoleh teknologi yang lebih cangih lagi.


DAFTAR PUSTAKA
Internet. Botani dan syarat Tumbuh.http:// WWW. Google.com.2008
Internet.Kapita Selekta perkebunan kopi. http// WWW. Google.com.2008